Memantau Gerakan Janin dalam Kandungan
Dalam pemeriksaan rutin, dokter kandungan biasanya akan memantau gerakan janin yang merupakan salah satu indikator kesehatan janin. Umumnya observasi terhadap gerakan janin dilakukan melalui pemeriksaan USG dan pemeriksaan menggunakan kardiotokografi.
Namun jika janin diam saja alias tak merespon sama sekali rangsangan fisik dan suara yang diberikan, “Justru patut diwaspadai. Bukan tidak mungkin ia tengah mengalami hipoksia berat (kekurangan oksigen).” Salah satu penyebabnya, janin terlilit tali pusat. “Kondisi ini bisa diibaratkan dengan wajah yang tiba-tiba ditutup dengan tas plastik, hingga kita kesulitan atau malah tak dapat bernapas. Dalam usaha membebaskan diri dari kondisi tak bisa bernapas seperti itu, yang bersangkutan pasti akan membuat gerakan-gerakan memberontak.
Pada trimester kedua, jika berdasarkan pantauan USG janin terlihat terlilit tali pusat, Taufik menganjurkan ibu lebih waspada. Kondisi demikian, jelasnya, berarti janin memiliki faktor risiko walau tak selamanya kondisi lilitan bakal membahayakan janin. Artinya, meski terlilit tali pusat, janin tetap bisa dilahirkan normal.
Gerakan janin, jelas Taufik, berbeda pada setiap usia kehamilan. Gerakan pertama biasanya dirasakan si ibu pada usia kehamilan antara 14-16 minggu yang disebut dengan wickening. Di usia ini janin mulai tumbuh besar dan air ketuban pun tersedia cukup banyak, hingga ibu bisa merasakan janinnya bergerak sedikit. Sensasi yang muncul seperti “dikitik-kitik” atau serasa ada bola kecil menggelinding lembut dalam rahimnya. Tapi tak setiap ibu hamil akan merasakan gerakan janin di usia kehamilan yang sama. Yang belum pernah hamil umumnya agak telat merasakan gerakan awal ini, yakni di atas usia kehamilan 16 minggu.
Untuk memudahkan pemantauan gerakan, buatlah semacam tabel sederhana berisi 3 kolom. Kolom pertama diberi judul “Hari”, yang berikut “Jam”, dan kolom terakhir “Jumlah Tendangan”. “Caranya, tak perlu memegangi perut setiap jam seharian penuh, kok. Cukup setiap 5-6 jam atau 3 kali sehari, pagi, sore dan malam hari. Kalaupun masih dianggap kelewat menyita waktu, bisa dilakukan 2 kali sehari, yakni setelah sarapan dan makan malam.
Bagi sebagian besar wanita -wannabemoms- terutama yang baru pertama kali hamil, gerakan janin adalah saat-saat yang paling dinantikan. Biasanya gerakan janin dalam rahim dapat dirasakan pada usia kehamilan 18-20 minggu (walaupun tiap individu bisa berbeda-beda).
Wanita yang sudah memiliki pengalaman hamil sebelumnya bahkan bisa merasakan gerakan janin sedini usia kehamilan 15 minggu. Nah, sensasi pertama memang pasti membingungkan, apakah ini benar gerakan si kecil atau hanyalah aliran gas dalam perut. Kadang satu hari janin bisa beberapa kali menunjukkan aktifitasnya, tapi keesokan harinya ia seperti begitu terlelap dalam tidurnya. Pada minggu-minggu ini (sekitar minggu 18-27), wanita hamil tidak perlu kuatir akan menghitung jumlah gerakan janin.
Nah yang perlu mendapat perhatian adalah ketika usia kehamilan sudah memasuki trimester 3 (setelah 28 minggu), maka ibu hamil perlu belajar menghitung jumlah gerakan janin. Biasakan untuk menghitung gerakannya 2 kali dalam sehari, pada saat pagi (dimana bayi biasanya tidak terlalu aktif), dan pada saat malam (biasanya ia justru lebih aktif bergerak). Patokan yang sederhana adalah dalam 1 jam biasanya ibu hamil akan merasakan 10x gerakan janin. Jika moms-soon-to-be tidak merasakan gerakan janin setelah menunggu lebih dari 2 jam, maka ada baiknya kontak dokter untuk memastikan kehamilan baik-baik saja. Tidak selalu hal tersebut berarti ada sesuatu yang “bahaya” terjadi, tapi konfirmasi dengan dokter adalah pilihan yang bijaksana.
Seiring berjalannya waktu, dengan bertambahnya usia kehamilan, maka gerakan janin akan lebih sering dan lebih jelas terasa, bahkan kadang gerakannya dapat terlihat dari luar. So, can’t wait for the first kick?
sumber: mom(me)world - it's all about mom and me
foto: bluebirdbaby.typepad.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar